Kamis, 22 Januari 2009

Aperture

Aperture Adalah ukuran bukaan lensa yang berfungsi memasukkan dan meneruskan cahaya ke film atau sensor. ukuran besar kecilnya diatur melalui diafragma. Pada kamera umumnya tertera 2,8; 4; 5,6 dst. angka2 tersebut dikenal sebagai f-number, jadi disebut aperture (bukaan) f/2,8; f/4; f/5,6 dst. Semakin besar aperture semakin kecil f-numbernya dan semakin kecil pula diameter bukaannya, jadi f/16 lebih kecil diameternya daripada f/5,6

Cara kerja aperture mirip pupil pada mata manusia, semakin banyak cahaya yang masuk, semakin kecil diameter pupil, begitu pula sebaliknya. Aperture sangat berhubungan dengan ruang tajam atau depth of field, semakin besar f-number, misal f/22, rentang ketajaman akan semakin lebar. Artinya objek di belakang dan di depan fokus utama memiliki ketajaman yang baik. sebaliknya kita akan mendapatkan efek blur/buram untuk objekdi depan dan dibelakang fokus utama jika menggunakan f-number kecil, misal f/2,8

Shutter speed dan aperture harus bersinergi untuk mendapatkan exposure yang tepat. Peranan ISO juga penting, semakin tinggi ISO yang digunakan, maka kepekaan terhadap cahaya pun makin besar, sehingga pada pencahayaan kurang pun, shutter speed maupun aperture masih dapat digunakan secara maksimal. Tapi perlu diingat, semakin tinggi ISO yang digunakan, akan semakin tinggi tingkat noise ataupun grain yang dihasilkan

Untuk mengetahui apakah exposure sudah tepat atau belum, pada kamera digital ato konvensional tersedia fasilitas metering. Sehingga terjadinya over exposure (kelebihan pencahayaan) atau under exposure (kekurangan pencahayaan) dapat diminimalkan.

Setelah teknik dasar dapat dikuasai, berikutnya yg dibutuhkan adalah jam terbang, karena seni fotografi identik dengan momen, dan momen yg baik tidak mudah terulang, kepiawaian menentukan komposisi dan sudut ambil gambar dapat berkembang seiring jam terbang, kemudian perbanyak referensi dari, buku, internet, maupun sumber2 lain. Bagaimana bagus dan canggihnya sebuah kamera, hanya merupakan sebuah alat, yg menentukan adalah orang yg berada di belakang kamera

by.ariel'z corner

shutter speed

Fotografi digital memudahkan kita memahami dunia fotografi, hasil jepretan langsung bisa di review melalui jendela LCD, sehingga kita bisa mengevaluasi hasil jepretan, karena data teknis yg berkaitan dengan Jepretan tadi terlihat dan terekam, berbeda dengan Fotografi Konvensional, dimana kita harus mencetaknya dulu baru dapat melihat, me-review dan mengevaluasi hasil jeperetan, data teknis-nya pun kita harus mencatatnya terlebih dahulu, sehingga butuh banyak biaya dan waktu yg terbuang untuk bisa memperbaiki kemampuan fotografi kita

Seni Fotografi bisa diibaratkan sebagai melukis dengan cahaya, dalam hal ini kamera dan Lensa yang menggantikan peran kuas dan cat. Ada dua hal yg memegang peranan terpenting dalam kamera dan lensa, yaitu Shutter Speed dan Aperture

Shutter Speed adalah lamanya waktu yg diperlukan untuk menyinari sensor CMOS ato CCD pada kamera digital, dan Film pada kamera konvensional. Pada Kemera tertera angka-angka 250,125,60,30,15 dst. Ini berarti lamanya penyinaran adalah 1/250 detik, 1/125 detik, 1/60 detik, dst.

Semakin besar angkanya berarti semakin cepat waktu yg digunakan, hal ini akan menciptakan efek diam (freeze), misalnya kita akan memotret objek yg sedang bergerak, misal mobil, dengan efek diam, kita memerlukan setidaknya shutter speed diatas 1/125 detik

Sebaliknya bila kita akan memotret objek tersebut dengan efek bergerak, maka dibutuhkan shutter speed kurang dari 1/125 detik, sebaiknya dilakukan dengan cara mengikuti arah gerak objek, hal ini disebut teknik panning,

Dua hal diatas tergantung juga dari kecepatan objek tersebut bergerak, semakin cepat objek bergerak, berarti semakin tinggi shutter speed yg dibutuhkan agar memperoleh efek diam atau bergerak yang kita inginkan, Perlu diperhatikan, semakin rendah shutter speed, akan mengakibatkan semakin besar juga kemungkinan terjadinya camera shaking, yg akan mengakibatkan hasil jepretan menjadi goyang dan tidak tajam

Agar aman, gunakan shutter speed diatas 30 atau 1/30 detik, kalo memang menginginkan shutter speed lebih rendah, misal 1/15 detik, 1/8 detik ato yg lebih rendah, gunakan gunakan penyangga ato tripod

by. ariel'z corner

mencegah under exposure pd kamera saku

Umumnya pengguna kamera digital saku, mengeluh hasil foto yg mereka dapatkan cenderung kurang terang (under exposure), terutama pada flash photography (indoor), ini terutama karena pada kamera jenis ini hanya mengandalkan built-in flash atau lampu kilat yg rendah intensitas cahaya-nya, sehingga jangkauan / coverage areanya terbatas, ditambah kebiasaan memotret pada jarak maximum jangkauan flash.

Yang sering terjadi adalah :

  • Pada wide angle lens (zoom out max), hanya daerah tengah saja yg cukup cerah, sementara pd bagian tepi / pojok, cenderung lebih gelap, ini disebabkan karena keterbatasan coverage area flash.
  • Pada lensa tele (zoom in max), cenderung keseluruhan kurang cerah (under), ini disebabkan pada posisi zoom in, bukaan aperture mengecil, shg lebih banyak dibutuhkan cahaya, akibatnya jangkauan flash memendek. penjelasan mendetail tentang aperture, bisa dibaca disini

Untuk menghindari problem tsb, kita perlu tahu kemampuan flash kamera, umumnya pd kamera saku cuma diberikan data jangkauan max flashnya, misalnya: wide angle: 3 m, tele: 2 m, pd ISO 100.

Setiap peningkatan 1 stop/double (ISO 200), jarak jangkauan max flash tsb meningkat 1,4 kali, pada kenaikan 2 stop/quadruple (ISO 400) jarak max flash meningkat 2 kalinya, sebaliknya bila ISO turun ½ nya (ISO 50) jarak max flash menurun 0,7 kali. sehingga Untuk mencegah under exposure, usahakan memotret dlm jarak sebelum / di bawah jangkauan max flash. untuk lebih mengetahui lebih jauh tentang apa itu ISO, silahkan baca dulu posting ini

Beberapa hal yg harus diperhatikan untuk mencegah Under Exposure :

  1. Gunakan ISO tertinggi utk kondisi cahaya kurang (low light) dan atau utk obyek bergerak (foto sport / action), agar obyek cukup tercahayai, sekaligus “membekukan” gerak. Kelemahan dgn penggunaan ISO tinggi, terutama pd kamera bersensor kecil ini, adalah peningkatan noise (dlm kamera analog / film, grainy), akibat peningkatan sensitifitas sensor thd cahaya dgn cara menaikkan gain amplifier sensornya. Tapi tingkat noise ini (umumnya consumer digicam max ISO 400), masih layak cetak utk ukuran kecil (3-4R), bila anda “alergi” dgn noise / grainy, hindari ISO 400, gunakan max ISO 200.
  2. Gunakan flash dengan speed rendah (slow synch flash) agar obyek plus backgroundnya cukup tercahayai dgn baik. Ini terutama berguna utk night shoot / scene, di mana background yg gelap, akan cukup tercahayai (cerah), cuma yg perlu diingat, walau menggunakan blitz, krn pd speed rendah, usahakan menjaga kamera dan subyek fotonya tetap steady (disarankan menggunakan tripod / alternatifnya). Keuntungan lainnya, semakin rendah speednya, semakin lebih natural warna cahaya asli yg terekam (misalnya: warna lampu pijar yg lebih warm).
  3. Gunakan nilai (+) EV (exposure compensation) utk “mencerahkan” hasil foto kita. Keuntungan dgn cara ini, adalah: peningkatan kecerahan tdk dibarengi dgn peningkatan noise, krn cara kerjanya adalah dgn menurunkan speed sampai batas “aman”, di mana speed masih cukup tinggi utk handheld (kamera dipegang dengan tangan), bila ini masih belum cukup, maka aperturenya yg akan diperbesar; terkait dgn cara kerjanya, kita harus memperhitungkan akibatnya, antara lain :
    • Semakin besar nilai (+) EV-nya, semakin rendah speednya, ini tdk cocok utk “membekukan” gerak obyek, lebih cocok utk still foto.
    • Bila sampai aperturenya diperbesar, maka DoF (Depth of Field)-nya akan memendek, tapi hal ini jarang, apalagi mengingat kamera saku digital mempunyai DoF yg “sangat” panjang, kecuali utk foto macro.
    • Karena kecerahan ini sengaja kita “tambahkan”, maka hindari penggunaannya utk foto dlm jarak dekat / close-up (1 m atau kurang), utk menghindari over exposure; lebih berguna utk foto yg mendekati jangkauan max flashnya, agar tidak under - exposure hasilnya.
  4. Seberapa besar nilai (+) EV-nya (exposure value) ? tergantung berapa cerah foto yg kita inginkan, kondisi penerangan di lokasi pemotretan, dan jangan lupa sesuaikan dgn ISO setting yg kita gunakan, utk itu lakukan percobaan dulu utk menentukan nilainya.

    Umumnya nilai +2/3 - 1 (+0,7 - 1,0) pd ISO 100-200 sudah cukup, pada kondisi tertentu yg membutuhkan tingkat kecerahan tinggi, mungkin baru cukup pd ISO 400 (misalnya: foto group yg terpaksa dilakukan pada jangkauan max flash). Untuk auto ISO setting, perhatikan range ISO-nya, umumnya antara 100-200, 100-400, 50-150, tergantung merk / type kameranya (walau kamera umumnya cenderung memilih ISO terendahnya).

by.ariel'z corner

memilih kamera

kamera-dslr-300x222 Tips Memilih dan Membeli Kamera Digital SLR (DSLR) untuk Pemula

Memilih dan membeli kamera digital SLR (DSLR) merupakan hal yang gampang2 susah, apalagi untuk pemula yang berkantong pas2n seperti saya. Untuk anda yang berkantong tebal, anda tinggal memilih yang berharga mahal atau kelas high-end, karena di dunia fotografi, harga biasanya ga bo’ong, kalo mahal ya artinya emang bagus. Tapi untuk saya, Harganya yang bisa ngabisin jatah makan dua bulan, membuat saya berpikir keras untuk memilih salah satu penawaran dari produsen yang semuanya menggiurkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan membeli kamera digital SLR (DSLR) ini. yuk kita bahas..

Apa Kebutuhan Anda

Ada sangat banyak pilihan di pasaran dengan berbagai macam varian harga dan fitur. sebelum menentukan, pikirkan dulu tujuan anda membeli kamera digital SLR, fitur apa yang penting untuk anda. Anda ingin kesederhanaan sebuah kamera DSLR atau anda tipe fotografer yg ingin mengeksplorasi semua kelebihan yang ditawarkan sebuah kamera SLR.

Perhatikan Ukuran sensor CCD atau CMOS yang digunakan untuk menangkap image. Walaupun banyak sekali variasi ukuran, namun umumnya terbagi dalam 3 kategori, yaitu FullFrame, APS-C dan Four-Thirds. Bagi sebagian orang, ukuran sensor (megapiksel) tidak terlalu penting, yang lebih penting adalah masuk kategori mana sensor2 tersebut.

sensor2-a Tips Memilih dan Membeli Kamera Digital SLR (DSLR) untuk Pemula

Yang membedakan ketiga macam sensor tersebut adalah Crop Factor, gambar diatas menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran sensor, semakin kecil area tangkap layarnya. pada hasil image, terlihat sperti menggunakan focal length (1.5x or 1.6x lebih panjang untuk APS-C, 2x untuk Four-Thirds).

Bagi sebagian pengguna DLSR pemula, crop factor bukan merupakan hal utama, tapi perlu dipertimbangkan jika anda ingin menggunakan DSLR sebagai pengganti kamera SLR lama anda, dan jika anda sudah memiliki koleksi lensa yang mahal2, ada baiknya anda mempertimbangkan untuk membeli DSLR Fullframe, karena jika tidak, gambar yg dihasilkan akan berbeda dengan SLR biasa.

Hal lain yg perlu diperhatikan memilih kamera digital SLR atau DSLR adalah antishake systems. karena gambar yang diambil pada pencahayaan kurang ataupun diambil dari jarak jauh akan rawan menjadi buram (blur) karena gerakan tangan atau kamera yg tidak disengaja. Image Stabilization ini dirancang untuk menghindari hal ini

speed Tips Memilih dan Membeli Kamera Digital SLR (DSLR) untuk Pemula

Hal berikutnya yg harus diperhatikan dalam membeli kamera digital SLR atau DSLR adalah kecepatan. baik kecepatan fokus ataupun kecepatan memotret. kamera DSLR entry level pun memiliki kecepatan yg lebih baik daripada kamera saku high-end. Semakin mahal semakin meningkat pula kecepatannya. hal ini diperlukan apabila anda sering memotret objek bergerak misal mobil yg sedang melaju atau burung yang sedang terbang.

what Tips Memilih dan Membeli Kamera Digital SLR (DSLR) untuk Pemula

Yang tidak kalah penting adalah ukuran dan berat body kamera, anda yg terbiasa dengan kamera saku tentu akan kagok atau sedikit kesulitan jika langsung menggunakan DSLR Nikon D3 misalnya. sebaiknya dimulai dari yg berukuran compact semacam Nikon D60 atau Canon EOS 400D

Kurang lebih begitulah hal2 yang perlu diperhatikan dalam memilih dan membeli kamera digital SLR atau DSLR untuk pemula. mudah2an bermanfaat

by:ariel's corner

Pengertian DSLR

DSLR adalah singkatan dari Digital Single-Lens Reflex. Kamera DSLR artinya kamera digital yang menggunakan refreksi lensa tunggal. Fotografer mengintip objek yang akan difoto melalui lubang intip atau biasa disebut view-finder. Hasil foto yang akan didapat adalah sama dengan apa yang tampak melalui view-finder tersebut.

Gambar: Prinsip kerja DSLR [Sumber: WIKIPEDIA]

Cahaya yang masuk, setelah melewati jajaran lensa (1) akan dipantulkan oleh cermin yang dipasang pada posisi kemiringan 45 derajat (2) dan diproyeksikan ke matte focusing screen (5). Melalui condensing lens (6) dan pantulan di dalam pentaprism (7), gambar objek kemudian diteruskan ke lensa mata manusia (8). Ketika kita menekan tombol shutter (bidik) maka cermin (2) akan melipat ke arah panah, focal plane shutter (3) membuka dan kemudian gambar akan ditangkap oleh sensor (4) dan diteruskan ke prosesor gambar kemudian disimpan di media penyimpanan (MMC dan sebagainya).

Sedangkan pada kamera digital biasa, kita bisa melihat objek yang akan dibidik melalui LCD monitor. Apa yang akan didapat belum tentu sama dengan apa yang kita lihat melalui LCD tersebut.

Lensa kamera DSLR

Ketika membeli kamera digital biasa, maka lensa sudah menyatu dengan body kamera. Pada kamera DSLR, lensa bisa dilepas dan diganti. Oleh karenanya, ketika membeli kamera DSLR kita akan ditawari apakah membeli body only (kameranya saja) atau kit (kamera + lensa). Ada kamera DSLR yang bisa dipasang lensa dari merek lain, ada juga yang khusus dari satu merek. Ada kamera DSLR yang dilengkapi dengan motor autofocus. Ada juga yang tanpa motor autofocus sehingga harus membeli lensa bermotor yang biasanya harganya lebih mahal.

Perbandingan Bentuk

Secara fisik, kamera DSLR memiliki bentuk yang hampir sama antara merek satu dan lainnya. Sedangkan kamera digital biasa memiliki bentuk yang lebih bervariasi namun biasanya lebih kecil dan kompak jika dibandingkan dengan kamera DSLR.

Contoh kamera digital biasa. Lensanya pendek dan sudah fix, tidak bisa diganti-ganti.
[Sumber: INFOBORDER]


Deteksi.info